Karawang, Atiganews.com-
Jajaran Wartawan Karawang [ JAWARA] menggelar acara silaturahmi dengan para insan jurnalis dari berbagai media dan organisasi kewartawanan sekabupaten Karawang tidak kurang dari 204 insan jurnalis yang hadir sesuai data buku absensi dari panitia.
Bertempat di wisata pelangi Cibanteng Desa Mulyajaya kecamatan Kutawaluya kabupaten Karawang pada pukul 15:00 wib sampai dengan selesai, Sabtu/3/5/2025.
Acara Silaturrahmi Jawara di hadiri oleh ketua ketua umum Jawara Endang macan kumbang, pengurus harian jawara Syarif hidayat untuk membahasan lingungan Ruang Terbuka Hijau [ RTH ] dan lambannya peresmian Rumah Sakit Umum Daerah [ RSUD ] Rengasdengklok.
Ketua umum Jawara merasa aneh dengan progres pembangunan RSUD Rengas dengklok yang seharusnya proyek besar rumah sakit ada satu acuan kapan di mulainya proyek pekerjaan dan kapan harus selesainya ini malah ngaret sampai sekarang masih belum kunjung diresmikan untuk memulai operasionalnya.
“Saya heran, pembangunan RSUD Rengasdengklok yang sudah menelan anggaran puluhan miliar rupiah itu, sampai sekarang tak jelas kapan selesai dan kapan diresmikan. Uang rakyat jangan dibiarkan menguap begitu saja,” tegas Endang.
Masih ditempat yang sama ketua umum jawara Endang macan kumbang mengupas permasalahan sampah di Ruang Terbuka Hijau [ RTH ] yang sehaurnya menjadi tempat warga masyarakat bersantai malah sebaliknya menjadi pemandangan kumuh dengan tumpukan sampah tak terurus dibuang,jorok meski aliran uang masuk atau retribusi entah masuk kantong siapa.
“Sampah di RTH Rengasdengklok itu seperti tak ada yang ngurus, padahal retribusi jalan terus. Ini ironi yang tak boleh dibiarkan,” ujarnya dengan nada geram.
Endang juga menandaskan, terkait armada transportasi angkutan sampah agar di manfaatkan sesuai anggaran yang telah di tetapkan dengan peremajaan armada agar menjadi optimal dan maksimal penggunaan nya ,”Tandasnya
Endang pun menyinggung soal rekrutmen tenaga kerja di RSUD Rengasdengklok. Ia mendesak agar masyarakat lokal lebih diprioritaskan dalam perekrutan tersebut.
“Kami minta, tolong utamakan pribumi Karawang, jangan sampai masyarakat lokal cuma jadi penonton di tanahnya sendiri,” tegasnya.
( wa Qosim )
